Sabtu, 06 April 2013

Keutamaan Kiyamullail


Qiyamullail atau bangun di malam hari untuk bermunajat dan beribadah kepada Alloh dengan melakukan sholat atau amalan-amalan lainnya sangat dianjurkan dalam Islam dan merupakan amalan mulia yang biasa dilakukan para shalihin. Bahkan menurut pendapat Jumhur ulama dan empat imam bahwa pada awal kemunculan dakwah dan risalah, qiyamul lail adalah wajib bagi Rosulullah saw. Perintah wajib tersebut berjalan setahun, lalu diperingan dari wajib menjadi sunnah.

Ketika orang lain terlelap tidur di keheningan malam, lalu bangun malam untuk bermunajat dan beribadah dalam suasana sepi senyap secara psikologis sangat kondusif dan mampu meningkatkan konsentrasi serta kekhusuan dalam beribadahnya.Pantas Alloh sangat menganjurkan kaum Muslimin untuk qiyamul lail. Dalam banyak ayat dijelaskan sifat-sifat indah para pelakunya. Terkadang Alloh menjelaskan bahwa ciri pelakunya ialah bertakwa dan berbuat baik. “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.” Adz-Dzariyaat :15-17).

Diriwayatkan Abu Umamah ra bahwa Rosululloh bersabda,: “ Hendaklah kalian mengerjakan Qiyamul Lail, karena Qiyamul Lail adalah  kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebab Qiyamul Lail mendekatkan diri kepada Alloh, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh ” (diriwayatkan At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Kata Al-Hakim, hadits ini sesuai dengan syarat Al-Bukhari. Hal ini diakui Adz-Dzahabi dan Al-Baihaqi, Jam’ul Fawaid, jilid I, hal 311 dan Al-Faidhu, hal IV, hal 351).

 Ketika ditanya tentang amal perbuatan yang paling utama, beliau bersabda, “ Sholat paling utama setelah sholat wajib ialah Qiyamul Lail ” (diriwayatkan Muslim). Alloh sangat mencintai pasangan suami istri yang bekerja sama dalam qiyamul lail dengan bersabda : “Barangsiapa bangun pada malam hari, lalu membangunkan istrinya, lalu keduanya sholat dua rakaat secara berjama’ah, maka keduanya dicatat sebagai orang lelaki dan orang perempuan yang banyak dzikir kepada Alloh. (Diriwayatkan Abu Dawud dan an-Nasai dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri dengan sanad shahih) Rosululloh saw juga bersabda, “Semoga Alloh merahmati suami yang bangun di malam hari lalu qiyamul lail dan membangunkan istrinya. Jika istrinya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Alloh merahmati istri yang bangun di malam hari lalu qiyamul lail dan membangunkan suaminya untuk qiyamul lail. Jika suaminya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Dawud) Termasuk sunnah ialah seseorang yang membangunkan sanak keluarganya, atau ikhwannya yang ada di rumahnya untuk qiyamul lail. Sebagaimana diriwayatkan Rosululloh saw melakukan qiyamul lail dan ketika itu Ibnu Abbas ada di rumah beliau, lalu beliau membangunkannya untuk qiyamul lail. Ibnu Abbas ra berkata, “Rosululloh saw menggerak-gerakkanku, lalu aku bangun dari tidurku.” (HR.Muslim).

Dalam riwayat lain pada suatu malam, Rosululloh saw mengetuk pintu rumah Ali bin Abu Thalib dan Fathimah, lalu bersabda, “Apakah engkau berdua sudah sholat malam?” Ali bin Abu Thalib berkata, “Wahai Rosululloh, jiwa kita ada di Tangan Alloh. Jika Dia berkehendak membangunkan kita, maka kita akan bangun.” Rosululloh saw langsung pergi ketika Ali bin Abu Thalib berkata seperti itu, tanpa menyahut sepatah kata pun. Setelah itu, saat beliau pergi, aku (Ali bin Abu Thalib) dengar beliau menepuk paha beliau sambil membaca ayat, “Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (Al-Kahfi : 54)

Bahkan tidak salahnya upaya membangunkan orang, khususnya keluarga dilakukan lebih dari sekali pada satu malam, karena disebutkan di riwayat Hakim bahwa, “Pada suatu malam, Rosululloh saw masuk ke rumahku (Ali bin Abu Thalib) dan Fathimah, lalu membangunkan kami untuk sholat malam. Setelah itu, Rosululloh saw pulang ke rumah, lalu sholat di sebagian malam. Karena tidak mendengar suara apa-apa dari kami, maka beliau pergi kepada kami dan membangunkan kami.”

Apa yang dilakukan ketika Qiyamul-lail ? Diantara amalan yang biasa dilakukan ketika qiyamul-lail adalah sholat Tahajjud, sebagaimana difirmankan Alloh  dalam surat al-Mujammil yang artinya : “1. Hai orang yang berselimut (Muhammad), 2. Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), 3.(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, 4. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan,5. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat, 6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan, 7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)”.

      Ayat diatas diperkuat Alloh tentang ganjaran dan keutamaan sholat malam dalam surat al-Isra ayat 79 disebutkan yang artinya: ” Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji”.

Dalam hadits disebutkan :                                                          من أخلص ساعة قبل الصبح أربعين ليلا يتبع من قلبه حكمة أي خروج نور من القلب
Artinya : “ Barangsiapa yang (melakukan amalan) secara ikhlas sebelum shubuh satu jam saja selama empat puluh malam, maka akan memancar hikmah dari hatinya atau keluar cahaya hatinya “.

     Makanya di Inabah qiyamul-lail dijadikan metode terapi dalam upaya mengembalikan kesadaran diri kepada Alloh dan menghilangkan rasa kecanduan dari berbagai hal yang dilarang dalam agama.  Dengan diisi berbagai amaliah, yaitu: diawali mandi taubat, sholat-sholat sunat yang diantaranya sholat Taubat, Tahajjud,Hajat, Witir, dan dilanjutkan dengan dzikir yang sebanyak- banyaknya sampai menjelang waktu shubuh. Seluruh kegiatan qiyamul-lail tersebut dimulai sejak pukul 02.00 sampai menjelang shubuh.

Keutamaan Qiyamul-Lail

Mengingat besarnya keutamaan Qiyamul lail ini, maka setan berkeinginan kuat agar seluruh manusia tidak bisa bangun untuk bermunajat kepada Alloh dan berduaan dengan-Nya. Setan tahu bahwa Qiyamul Lail adalah saat ikhlas, doa dikabulkan, dan Alloh mengamati hamba-hamba-Nya. Karena itu, setan berjuang mati-matian agar manusia tidak bisa bangun malam. Rosululloh bersabda, “Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan), ‘engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad. Jam’ul Fawaid, jilid I hal 312-313, hadits no 2244).
Supaya usahanya lebih maksimal, setan kencing di telinga seseorang agar ia tidak bisa bangun tidur sama sekali. Di salah satu hadits, disebutkan bahwa seseorang dilaporkan kepada Rosululloh dan dikatakan lebih lanjut bahwa orang tersebut tidur sampai tiga hari, hingga tidak sholat, lalu Rosululloh bersabda: “ Setan kencing di telinga orang tersebut ” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasai).
Padahal Rosululloh saw menjelaskan bahwa qiyamul lail adalah sarana terbaik untuk meninggalkan dosa-dosa dan kemaksiatan. Abu Hurairah ra berkata, “Seseorang datang kepada Nabi saw lalu berkata, ‘Si Fulan qiyamul lail, tapi pagi harinya mencuri.’ Nabi saw bersabda, ‘Ia akan dicegah dari mencuri oleh apa yang ia katakan’.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Bazzar)


Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan), ‘Engkau masih punya malam panjang, karena itu, tidurlah.’ Jika orang tersebut bangun, lalu dzikir kepada Alloh, maka satu ikatan terlepas. Jika orang tersebut berwudhu, maka satu ikatan terlepas. Jika orang tersebut shalatmaka ikatan terakhir terlepas, lalu pada pagi harinya, orang tersebut berada dalam kondisi fit dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak dzikir, wudhu, dan sholat), maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad) Di hadits lain, disebutkan bahwa Rosululloh saw bersabda, “Hendaklah kalian mengerjakan qiyamul lail, karena qiyamul lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebab qiyamul lail mendekatkan diri kepada Alloh, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Kata  Al-Hakim, hadits ini sesuai dengan syarat Al-Bukhari. Hal ini diakui adz-Dzahabi dan Al-Baihaqi).
Waktu Qiyamul Lail
Kapan sebaiknya memulai Qiyamul-lail ? Waktu yang terbaiknya dalah sepertiga malam terakhir, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang berkata, “Pada setiap malam, Alloh turun ke langit dunia, ketika malam tinggal tersisa sepertiga terakhir, lalu berfirman, ‘Siapayang berdoa kepada-Ku, lalu Aku kabulkan doanya, siapa yang minta kepada-Ku, lalu Aku berikan permintaannya, Siapa yang minta ampunan kepada-Ku, lalu Aku ampuni dia’” (Diriwayatkan Muslim).
Mari berusaha agar selalu melaksanakan Qiyamul-lail dengan diisi berbagai amalan sunat yang dicontohkan Rosululloh dan para Auliya Alloh. Dengan berusaha mendawamkan Qiyamul-lail, berarti berusaha untuk selalu: Dekat dengan Alloh, belajar sabar, melatih agar sholat lebih khusyu’, bersikap rendah hati dan hanya mengharap rahmat Alloh saja, menumbuhkan spirit ta’awun (kerjasama) amar ma’ruf dan nahi munkar, melindungi diri dari kemaksiatan, serta menyehatkan tubuh. Insya Alloh

Sumber : http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/10/khusyu-dan-tawadhu.html
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: