Rabu, 17 Juli 2013

Shalat


SHALAT TARAWEH MAUTMalam Ini begitu Luar biasa, 

Petugasnya Juga luar biasaKakiku gemetaran, samping kanan kiriku juga begituMasya allah. Diawali dengan ceramah tentang Tidak bolehnya Memisahkan antara politik dengan agama. Matabs...Menyentuh dan Menghujam Begitu DalamTapi ingatan tentang ceramah itu serasa Luntur saat Shalat Taraweh Mulai didirikandirokaat pertama terdengar suara Benda Roboh, "Gerebuukk"entah pak imam baca Surat apa kita pada gk tau tu surat apa soalnya itu surat masih asing buat kita. tapi imam dengan pede memutuskan untuk melanjutkan shalat. rakaat kedua sedikit terasa, rakaat ketiga lebih terasa dan ke empat semakin terasa. salam menjemput akhir shalat tarawih seson 1. orang sedikit ga


ya Ampun pak Imam, Tolong Bacaanya...Jangan Lebay...

dan Akhirnya ketemu juga tahyat terakhir. pemandangan yg tidak bisa di elakkan lagibarisan Kaki selonjor.lanjut ke shalat witir, gk pakek istiriahat, cukup 1 menit. tegakkan kembali badandi rakaat pertama shalat witir kegalauan makmum begitu ketara. saat imam selesai membaca surat beranjak rukuk, salah satu makmum Menyahut dengan suara Lirik, "aamiin". Astagfirullah

Galau bener dah nih makmum. Kaki yg sekilas nampak begitu bergoyang bak penari balet baru belajar melenterkan kakinya.selesai sudah shalatkamipun pulang, dan di perjalanan orang rame dengan topik yang sama. "Nenek Jatuh"gara-gara gk kuat berdiri saat imam memimpin shalat berjamaah td. semua jamaah kesal...Masya Allah

Hendaklah Bagi Para Imam Meringankn Bacaan Di saat Shalat“Seorang laki-laki menghadap kedua kebunnya (untuk menyiraminya) sedangkan malam telah larut, kemudian ia menjumpai Mu’adz sedang shalat, maka dia meninggalkan penyiraman tersebut untuk mengikuti shalat Mu’adz, sedang Mu’adz membaca surat al Baqarah dan an Nisaa’, kemudian laki-laki itu pergi setelah memutuskan untuk tidak mengikuti Mu’adz dan ia menyempurnakan shalatnya sendirian” HR. Bukhari

Syaikh Abu Malik Kamal mengatakan, “Makruh hukumnya imam memanjangkan shalat, jika hal itu menyulitkan sebagian makmum” (Shahih Fiqh Sunnah Jilid 2, hal. 265)

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: